Rabu, 20 Juni 2012

Program Keaksaraan Fungsional


Keaksaraan Fungsional

Keaksaraan Fungsional adalah sebuah usaha pendidikan luar sekolah dalam membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara agar memiliki mampu menulis, membaca dan berhitung untuk tujuan yang pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya, untuk peningkatan mutu dan taraf hidupnya.
Usia penyandang buta aksara berusia 15-60 tahun pada pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan fungsional. Buta aksara adalah orang yang tidak memiliki kemampuan-kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil studi, warga belajar program KF, terdiri dari dua karakteristik yaitu yang berasal dari buta aksara murni dan Droup Out Sekolah Dasar yang masih memerlukan layanan pendidikan keaksaraan sampai memenuhi kompetensi keaksaraan yang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, keaksaraan fungsional berpusat pada masalah, mengarahkan pengalaman belajar pada masalah yang dihadapi oleh warga belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberantasan buta aksara memiliki tahapan, yaitu, tahap keaksaraan dasar dan tahap keaksaraan mandiri. Tahap keaksaraan dasar adalah warga belajar yang belum memiliki pengetahuan dasar tentang calistung (baca tulis hitung) tetapi telah memiliki pengalaman yang dapat dijadikan kegiatan pembelajaran. Terakhir, tahap keaksaraan mandiri adalah warga belajar telah memiliki pengetahuan dan pengalaman.

Pelaksanaan Program Keaksaraan Fungsional Dasar

Program keaksaraan fungsional dasar dilaksanakan dibeberapa wilayah Indonesia. Program keaksaraan dilaksanakan dengan berbagai metode dan pendekatan oleh lembaga dengan tujuan memberikan ketertarikan warga belajar. Metode dan pendekatan yang dilakukan pun berbeda-beda sesuai dengan desain konteks lokal dari keberadaan penyelenggaraan program. Program keaksaraan pun diikuti dengan kegiatan fungsional seperti, membuat berbagai macam kue, budidaya belut ataupun kegiatan peningkatan keterampilan hidup warga belajar. Perbedaan metode dan pendekatan yang dilakukan oleh lembaga berpedoman kepada Standar Kompetensi Keaksaraan Dasar (SKKD) yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).
Proses pembelajaran yang digunakan mengutamakan daur sebagai berikut :
DISKUSI – AKSI – MENULIS – MEMBACA - AKSI-BERHITUNG - AKSI dan AKSI FUNGSIONAL.

 

 Fungsi dan Tujuan

Berdasarkan teori yang para ahli, keaksaraan Fungsional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dasar manusia yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang bersifat fungsional dalam meningkatkan mutu dan taraf kehidupan dan masyarakatnya. “Tujuan utama program keaksaraan fungsional adalah membelajarkan warga belajar agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung (calistung) dan kemampuan fungsionalnya dalam kehidupan sehari-hari.
      Keaksaraan fungsional memiliki tujuan:
  1.      Membelajarkan masyarakat yang buta aksara usia 15 tahun ke atas agar memiliki keterampilan  membaca,   menulis, berhitung, mendengar dan berkomunikasi teks lisan dan tertulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia. 
  2.      Memperluas akses penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan. 
  3.      Meningkatkan keberdayaan penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas melalui peningkatan pengetahuan sikap dan keterampilan serta berusaha secara mandiri. 
  4.      Membantu meningkatkan indek pembangunan Indonesia melalui peningkatan angka melek aksara secara nasional.  
  5.  Program pembelajaran dikembangkan atas dasar masalah, minat dan kebutuhan warga belajar. Materi belajarnya didasarkan pada hal-hal tersebut, serta mencakup kegiatan yang dapat membatu mereka dalam mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang dimilikinya, diutamakan CALISTUNG.
    Tujuan akhirnya adalah bagaimana membuat setiap warga belajar dapat memotivasi dan memberdayakan dirinya, meningkatkan taraf hidupnya, mandiri, serta bagaimana menciptakan masyarakat yag gemar belajar (Learning Society).
    Materi dalam program KF ini dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:
    ·         Tahap Pemberantasan
    Membaca
    1. Mengenal huruf vokal (a, i, u,e,o)
    2. Mengenal beberapa huruf konsonan ( b,c,d,e, d1l)
    3. Membedakan vokal dan konsonan
    4. Merangkai huruf menjadi kata (2-3 SK), dan masih dibantu orang lain
    5. Membaca kata dengan dieja
    6. Membaca kalmat tanpa memperhatikan tanda baca
    7. Membaca kalimat dengan benar
    8. Mengetahui istilah berdasarkan tempat susunan kata (dengan kata-kata yang familiar)

    Menulis
    1. Menulis Hama sendiri
    2. Menulis beberapa kata, tapi masih perlu bantuan orang
    3. Mencontoh/menyalin tulisan orang lain
    4. Menulis kata/kalimat yang sudah dikenal
    5. Menulis satu kalimat dengan bantuan orang lain
    6. Menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca (?, .)
    7. Menulis kalimat dengan meng-gunakan huruf besar dan kecil (belum beraturan)
    8. Menulis beberapa kalimat repetisi (± 3 baris dengan 3–5 kata )

    Berhitung
    1. Mengenal angka satuan, puluhan, ratusan, ribuan dengan melihat uang.
    2. Mengenal simbol operasional ( +, - )
    3. Menghitung bilangan dengan menggunakan satu simbul +1 -, x,
    4. Mengenal ukuran panjang
    5. Mengenal ukuran berat
    6. Mengenal ukuran takaran
    Keterangan : Masih perlu bantuan Tutor dan warga belajar lainnya

    ·         Tahap Pembinaan
    Membaca
    1.Biodata, KTP
    2.Kartu Keluarga
    3.Formulir
    4.Kalender
    5.Jadwal
    6.Menu Masakan
    7.Resep Masakan
    8.Pengumuman
    9.Tulisan orang lain
    0.Surat yang ditulis orang lain
    I.Daftar harga
    2.Kuitansi/faktur
    3.Iklan
    4.Membaca pada label/kemasan
    5.Petunjuk kegiatan
    6.Rambu-rambu lalu lintas seder-hang
    7.Buku agama.

    Menulis
    1.Nama anggota keluarga
    2.Biodata / KTP
    3.Kartu Keluarga
    4.Formulir
    5.Menulis benda-benda yang dikenalnya.
    6.Menulis surat sederhana
    7.Kegiatan sehari-hari
    8.Resep masakan
    .Pembukuan sederhana
    0.Karangan/artikel sederhana
    1.Petunjuk kegiatan/keteram-pilan tertentu
    2.Daftar kebutuhan sehari-hari
    3.Menulis rencana kegiatan

    Berhitung
    1.Mengisi kwitansi bilangan
    2.Membuat daftar belanja
    3.Membuat kalkulasi harga
    4.Membuat kalkulasi keuntungan
    5.Membuat pembukuan sederhana
    6.Mengukur panjang kayu, lugs tanah, membuat pola, baju, dll
    7. Menimbang barang dagangan
    8. Mengukur takaran minyak, bergs, dan lain-lain
    9. Mengambil uang di bank dan lembaga keuangan lainnya
    0. Meminjam uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya
    1. Membuat arisan yang sederhana di koperasi
    Keterangan : Perlu sedikit bantuan dari Tutor

    ·         Tahap Pelestarian
    Membaca
    1.Membaca surat-surat pribadi
    2.Membaca surat kabar (bagian tertentu )
    3.Membaca majalah tertentu
    4.Membacakan suatu bahan bacaan kepada anak-anak
    4. Membaca catatan/surat dari dan untuk sekolah
    5. Membaca buku hiburan (jenis: petualangan,misteri, roman, sejarah dan buku-buku tentang masyarakat
    6. Membaca buku-buku untuk mendapatkan informasi kisah nyata, pekerjaan, anak-anak, kesehatan, agama, hobby dan hiburan dll.
     
    Menulis
    1.Menulis atau mengisi formulir
    2. Menulis surat-surat pribadi
    3. Meningkatkan kemampuan tulisan tangan
    4. Menuliskan surat untuk keperluan sekolah anak-anak
    5. Menulis catatan/surat dari dan untuk sekolah
    6. Menulis keperluan diri sendiri (seperti : jurnal atau catatan harian, pengalaman diri, nasehat, pendapat, laporan yang pernah dibacanya, riwayat hidup, cerita-cerita, sajak dan syair lagu)
    7. Menulis catatan catatan atau surat dari dan atau ke relasi kerja.
    8. Menulis laporan pekerjaan, Tabel, dan pengumuman

    Berhitung
    I.Menghitung kebutuhan rumah tangga
    2. Menghitung kebutuhan kesehatan
    3. Menghitung kebutuhan sekolah
    4. Menghitung kebutuhan modal usaha membuat proposal) dll

    Sarana dan Prasarana
    Sarana dan Prasarana Pendukung Yang Dimiliki
    Sarana / prasarana belajar yang telah disediakan diantaranya :
    a. Papan tulis
    b. ATK Warga Belajar, Tutor dan Kelompok Belajar.
    c. Modul dan bahan belajar lainnya.
    d. Papan Nama Kelompok Belajar.
    e. Sarana Administrasi, meliputi :
    ü  Daftar Hadir Warga Belajar
    ü  Daftar Hadir Tutor  
    ü  Buku Tamu
    ü  Buku Administrasi Kelompok Belajar
    ü  Buku Rencana Kegiatan Program Pelakanaan Fungsional
    ü  Jadwal Belajar/Pertemuan.
    ü  Buku harian Konsultasi antara Warga Belajar dengan Tutor
    ü  Buku harian untuk menulis laporan kemajuan Warga Belajar.

    Strategi Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
    Hakikatnya warga belajar keaksaraan fungsional merupakan tergolong dalam orang dewasa. ”Strategi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan hendaknya mengikuti kaidah-kaidah pendidikan orang dewasa (Andragogi). Kaidah-kaidah pendidikan orang dewasa yang dimaksud adalah:
  1.      Pembelajaran harus berorientasi pada masalah (problem oriented).
  2.      Pembelajaran harus berorientasi pada pengalaman pribadi warga belajar (experiences oriented).
  3.      Pembelajaran harus memberi pengalaman yang bermakna (meaningfull) bagi warga belajar.
  4.      Pembelajaran harus memberi kebebasan bagi warga belajar sesuai dengan minat, kebutuhan dan pengalamannya.
  5.      Tujuan pembelajaran harus ditetapkan dan disetujui oleh warga belajar melalui kontrak belajar (learning contract).
  6.       Warga belajar harus memperoleh umpan balik (feedback) tentang pencapaian hasil belajarnya.
Pembelajaran pada orang dewasa juga harus berorientasi pada pengalaman warga belajar itu sendiri. Hasil dari pengalaman itu yang menentukan ide, pendirian dan nilai dari orang yang bersangkutan. Pikiran, ide, pengalaman dan informasi yang terdapat diri warga belajar harus dikembangkan sehingga akan membantu perkembangan atau kemajuan belajarnya. Pengalaman merupakan sumber yang kaya untuk dipelajari. Oleh karena itu, orientasi belajar orang dewasa berkaitan dengan erat dengan keinginan dan ketetapannya untuk mengarahkan diri sendiri menuju kedewasaan, dan kemandirian agar pembelajarannya bermakna.
Hakikat tujuan belajar merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Tetapi dalam proses belajar orang dewasa harus sesuai dengan kontrak belajar yang telah disepakati. Kondisi tersebut dapat menciptakan suasana belajar lebih kondusif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar