Keaksaraan Fungsional
Keaksaraan Fungsional adalah sebuah
usaha pendidikan luar sekolah dalam membelajarkan warga masyarakat penyandang
buta aksara agar memiliki mampu menulis, membaca dan berhitung untuk tujuan
yang pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang
ada di lingkungan sekitarnya, untuk peningkatan mutu dan taraf hidupnya.
Usia penyandang buta aksara berusia 15-60 tahun pada
pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan fungsional. Buta aksara
adalah orang yang tidak memiliki kemampuan-kemampuan membaca, menulis dan
berhitung serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil studi, warga
belajar program KF, terdiri dari dua karakteristik yaitu yang berasal dari buta
aksara murni dan Droup Out Sekolah Dasar yang masih memerlukan layanan
pendidikan keaksaraan sampai memenuhi kompetensi keaksaraan yang dapat
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi,
keaksaraan fungsional berpusat pada masalah, mengarahkan pengalaman belajar
pada masalah yang dihadapi oleh warga belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberantasan buta aksara memiliki
tahapan, yaitu, tahap keaksaraan dasar dan tahap keaksaraan mandiri. Tahap
keaksaraan dasar adalah warga belajar yang belum memiliki pengetahuan dasar
tentang calistung (baca tulis hitung) tetapi telah memiliki pengalaman yang
dapat dijadikan kegiatan pembelajaran. Terakhir, tahap keaksaraan mandiri
adalah warga belajar telah memiliki pengetahuan dan pengalaman.
Pelaksanaan Program Keaksaraan Fungsional Dasar
Program keaksaraan fungsional dasar
dilaksanakan dibeberapa wilayah Indonesia. Program keaksaraan dilaksanakan dengan
berbagai metode dan pendekatan oleh lembaga dengan tujuan memberikan ketertarikan
warga belajar. Metode dan pendekatan yang dilakukan pun berbeda-beda sesuai
dengan desain konteks lokal dari keberadaan penyelenggaraan program. Program
keaksaraan pun diikuti dengan kegiatan fungsional seperti, membuat berbagai
macam kue, budidaya belut ataupun kegiatan peningkatan keterampilan hidup warga
belajar. Perbedaan metode dan pendekatan yang dilakukan oleh lembaga berpedoman
kepada Standar Kompetensi Keaksaraan Dasar (SKKD) yang diterbitkan oleh
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).
Proses pembelajaran yang digunakan
mengutamakan daur sebagai berikut :
DISKUSI – AKSI – MENULIS – MEMBACA - AKSI-BERHITUNG - AKSI dan AKSI FUNGSIONAL.
DISKUSI – AKSI – MENULIS – MEMBACA - AKSI-BERHITUNG - AKSI dan AKSI FUNGSIONAL.
Fungsi dan Tujuan
Berdasarkan
teori yang para ahli, keaksaraan Fungsional memiliki fungsi mengembangkan
kemampuan dasar manusia yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung
yang bersifat fungsional dalam meningkatkan mutu dan taraf kehidupan dan
masyarakatnya. “Tujuan utama program keaksaraan fungsional adalah membelajarkan
warga belajar agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung
(calistung) dan kemampuan fungsionalnya dalam kehidupan sehari-hari.
Keaksaraan
fungsional memiliki tujuan:
- Membelajarkan masyarakat yang buta aksara usia 15 tahun ke atas agar memiliki keterampilan membaca, menulis, berhitung, mendengar dan berkomunikasi teks lisan dan tertulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa Indonesia.
- Memperluas akses penyelenggaraan program pendidikan keaksaraan.
- Meningkatkan keberdayaan penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas melalui peningkatan pengetahuan sikap dan keterampilan serta berusaha secara mandiri.
- Membantu meningkatkan indek pembangunan Indonesia melalui peningkatan angka melek aksara secara nasional.
- Program pembelajaran dikembangkan atas dasar masalah, minat dan kebutuhan
warga belajar. Materi belajarnya didasarkan pada hal-hal tersebut, serta
mencakup kegiatan yang dapat membatu mereka dalam mengaplikasikan keterampilan
dan pengetahuan yang dimilikinya, diutamakan CALISTUNG.
Tujuan akhirnya adalah bagaimana membuat setiap warga belajar dapat memotivasi dan memberdayakan dirinya, meningkatkan taraf hidupnya, mandiri, serta bagaimana menciptakan masyarakat yag gemar belajar (Learning Society).Materi dalam program KF ini dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:· Tahap PemberantasanMembaca1. Mengenal huruf vokal (a, i, u,e,o)2. Mengenal beberapa huruf konsonan ( b,c,d,e, d1l)3. Membedakan vokal dan konsonan4. Merangkai huruf menjadi kata (2-3 SK), dan masih dibantu orang lain5. Membaca kata dengan dieja6. Membaca kalmat tanpa memperhatikan tanda baca7. Membaca kalimat dengan benar8. Mengetahui istilah berdasarkan tempat susunan kata (dengan kata-kata yang familiar)Menulis1. Menulis Hama sendiri2. Menulis beberapa kata, tapi masih perlu bantuan orang3. Mencontoh/menyalin tulisan orang lain4. Menulis kata/kalimat yang sudah dikenal5. Menulis satu kalimat dengan bantuan orang lain6. Menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca (?, .)7. Menulis kalimat dengan meng-gunakan huruf besar dan kecil (belum beraturan)8. Menulis beberapa kalimat repetisi (± 3 baris dengan 3–5 kata )Berhitung1. Mengenal angka satuan, puluhan, ratusan, ribuan dengan melihat uang.2. Mengenal simbol operasional ( +, - )3. Menghitung bilangan dengan menggunakan satu simbul +1 -, x,4. Mengenal ukuran panjang5. Mengenal ukuran berat6. Mengenal ukuran takaranKeterangan : Masih perlu bantuan Tutor dan warga belajar lainnya· Tahap PembinaanMembaca1.Biodata, KTP2.Kartu Keluarga3.Formulir4.Kalender5.Jadwal6.Menu Masakan7.Resep Masakan8.Pengumuman9.Tulisan orang lain0.Surat yang ditulis orang lainI.Daftar harga2.Kuitansi/faktur3.Iklan4.Membaca pada label/kemasan5.Petunjuk kegiatan6.Rambu-rambu lalu lintas seder-hang7.Buku agama.Menulis1.Nama anggota keluarga2.Biodata / KTP3.Kartu Keluarga4.Formulir5.Menulis benda-benda yang dikenalnya.6.Menulis surat sederhana7.Kegiatan sehari-hari8.Resep masakan.Pembukuan sederhana0.Karangan/artikel sederhana1.Petunjuk kegiatan/keteram-pilan tertentu2.Daftar kebutuhan sehari-hari3.Menulis rencana kegiatanBerhitung1.Mengisi kwitansi bilangan2.Membuat daftar belanja3.Membuat kalkulasi harga4.Membuat kalkulasi keuntungan5.Membuat pembukuan sederhana6.Mengukur panjang kayu, lugs tanah, membuat pola, baju, dll7. Menimbang barang dagangan8. Mengukur takaran minyak, bergs, dan lain-lain9. Mengambil uang di bank dan lembaga keuangan lainnya0. Meminjam uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya1. Membuat arisan yang sederhana di koperasiKeterangan : Perlu sedikit bantuan dari Tutor· Tahap PelestarianMembaca1.Membaca surat-surat pribadi2.Membaca surat kabar (bagian tertentu )3.Membaca majalah tertentu4.Membacakan suatu bahan bacaan kepada anak-anak4. Membaca catatan/surat dari dan untuk sekolah5. Membaca buku hiburan (jenis: petualangan,misteri, roman, sejarah dan buku-buku tentang masyarakat6. Membaca buku-buku untuk mendapatkan informasi kisah nyata, pekerjaan, anak-anak, kesehatan, agama, hobby dan hiburan dll.Menulis1.Menulis atau mengisi formulir2. Menulis surat-surat pribadi3. Meningkatkan kemampuan tulisan tangan4. Menuliskan surat untuk keperluan sekolah anak-anak5. Menulis catatan/surat dari dan untuk sekolah6. Menulis keperluan diri sendiri (seperti : jurnal atau catatan harian, pengalaman diri, nasehat, pendapat, laporan yang pernah dibacanya, riwayat hidup, cerita-cerita, sajak dan syair lagu)7. Menulis catatan catatan atau surat dari dan atau ke relasi kerja.8. Menulis laporan pekerjaan, Tabel, dan pengumumanBerhitungI.Menghitung kebutuhan rumah tangga2. Menghitung kebutuhan kesehatan3. Menghitung kebutuhan sekolah4. Menghitung kebutuhan modal usaha membuat proposal) dllSarana dan PrasaranaSarana dan Prasarana Pendukung Yang DimilikiSarana / prasarana belajar yang telah disediakan diantaranya :a. Papan tulisb. ATK Warga Belajar, Tutor dan Kelompok Belajar.c. Modul dan bahan belajar lainnya.d. Papan Nama Kelompok Belajar.e. Sarana Administrasi, meliputi :ü Daftar Hadir Warga Belajarü Daftar Hadir Tutorü Buku Tamuü Buku Administrasi Kelompok Belajarü Buku Rencana Kegiatan Program Pelakanaan Fungsionalü Jadwal Belajar/Pertemuan.ü Buku harian Konsultasi antara Warga Belajar dengan Tutorü Buku harian untuk menulis laporan kemajuan Warga Belajar.Strategi Pembelajaran Keaksaraan FungsionalHakikatnya warga belajar keaksaraan fungsional merupakan tergolong dalam orang dewasa. ”Strategi dan pendekatan pembelajaran yang digunakan hendaknya mengikuti kaidah-kaidah pendidikan orang dewasa (Andragogi). Kaidah-kaidah pendidikan orang dewasa yang dimaksud adalah:
- Pembelajaran harus berorientasi pada masalah (problem oriented).
- Pembelajaran harus berorientasi pada pengalaman pribadi warga belajar (experiences oriented).
- Pembelajaran harus memberi pengalaman yang bermakna (meaningfull) bagi warga belajar.
- Pembelajaran harus memberi kebebasan bagi warga belajar sesuai dengan minat, kebutuhan dan pengalamannya.
- Tujuan pembelajaran harus ditetapkan dan disetujui oleh warga belajar melalui kontrak belajar (learning contract).
- Warga belajar harus memperoleh umpan balik (feedback) tentang pencapaian hasil belajarnya.
Pembelajaran pada orang dewasa juga harus berorientasi pada pengalaman
warga belajar itu sendiri. Hasil dari pengalaman itu yang menentukan ide,
pendirian dan nilai dari orang yang bersangkutan. Pikiran, ide, pengalaman dan
informasi yang terdapat diri warga belajar harus dikembangkan sehingga akan
membantu perkembangan atau kemajuan belajarnya. Pengalaman merupakan sumber
yang kaya untuk dipelajari. Oleh karena itu, orientasi belajar orang dewasa
berkaitan dengan erat dengan keinginan dan ketetapannya untuk mengarahkan diri
sendiri menuju kedewasaan, dan kemandirian agar pembelajarannya bermakna.
Hakikat tujuan belajar merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar. Tetapi dalam proses belajar orang dewasa harus sesuai dengan
kontrak belajar yang telah disepakati. Kondisi tersebut dapat menciptakan
suasana belajar lebih kondusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar